Jumat, 06 Februari 2015

Bahaya Televisi bagi kecerdasan anak


 


Televisi merupakan benda tak asing bahkan menjadi pokok keberadaannya di keluarga modern saat ini.  Sebagian dari kita mungkin sudah sering mengetahui akan dampak buruk atau bahaya  televisi, dan dalam kesempatan ini kita akan mengingat  kembali bahaya televisi bagi kecerdasan anak. Dimana kecerdasan adalah salahsatu modal penting dimasa dewasa mereka untuk menyelesaikan masalah, merancang kehidupan mereka (dibaca: anak-anak).
Ada satu anggota keluarga tambahan dalam masyarakat modern yaitu televisi, hampir setiap rumah saat ini memelihara si kotak hitam yang sering dihujat tapi juga dicintai dengan beberapa alasan antaralain hiburan atau update informasi. Berikut adalah beberapa dampak televisi bagi anak-anak kita :
A.     Dampak kesehatan tubuh
1.      Pembuluh darah mata memiliki tekanan tebih tinggi
Para ilmuwan skotlandia meniliti anak dengan aktifitas menonton televisi dengan anak yang beraktifitasfisi, ternyata pembuluh darah mata anak yang memonton tv lebih tinggi tekanannya dibanding anak yang melakukan aktifitas fisik, walaupun hanya berbanding 1 jam.

2.      Obesitas
Terlalu lama didepan televisi  mengakibatkan kurangnya gerak fisik sehingga  otot tidak aktif dalam waktu lama. Otot-otot yang tidak aktif  tidak terjadi pembakaran lemak karena tidak ada energi yang dikeluarkan sehingga lemak akabn menempel pada organ-organ tubuh mengakibatkan terganggunya metabolisme tubuh dan kenaikan berat badan.

B.     Dampak perkembangan otak
1.      Televisi menjadikan otak pasif
Dengan televisi otak tidak terlatih berpikir karena hanya menerima dan menerima, sehingga melumpuhkan kemampuan berpikir kritis, menganalisa. Karena tidak ada proses timbal balik dalam interaksi dengan televisi. Anak tentunya tidak dapat bertanya atau  berbagi. Jauh sekali kerja otak saat menonton televise dibandingkan dengan anak yang bermain  dengan teman sebaya . saat menonton hanya indera penglihatan dan pendengaran yang bekerja. Jika bermain dengan teman sebaya misalnya sepeda bersama atau main “masak-masakan” bagi anak perempuan banyak indera yang digunakan pendengaran, penglihatan, sentuhan,  penciuman. Stimulus di otak juga lebihbanyak, anak –anak berbicara mengemukakan pendapat pada temannya, berdiskusi yang tidak dapat dilakukan dengan televisi.
2.      Semakin banyak menonton televisi semakin sedkit bergerak.
Padahal  gerakan berfungsi menarik informasi-informasi yang baru  kedalam jaringan neuron otak kita. Gerakan sangat vital bagi anak karena semua tindakan menunjukan dan mengungkapkan pembelajaran dan pemahaman mereka.

C.     Dampak perkembangan mental dan perilaku
1.      Attention Deficit Disorder (ADD)
ADD atau gangguan pemusatan perhatian/ konsentrasi dan sifat impulsive (betindak reaktif tanpa dipikirkan), bahkan beberapa anak menunjukan sifat hiperaktif. Penelitian d University of Washington Child Health Institute menemukan bahwa anak pada usia 3thn yang menonton tv 2jam/hari, 20% beresiko mengalami ganguan perhatian pada usia 7thn dibanding anak yang tidak menonton tv.
2.      Tumpulnya kepekaan (Desensitisasi)
Hilangnya rasa empati, munculnya perilaku kekerasan pada anak setelah  menonton film-film perkelahian walaupun itu berjenis cartoon.  Anak adalah peniru ulung baik yang dilihat maupun didengar melalui langsung mupun tak langsung seperti televisi.
3.      Munculnya associative Shifting (pikiran buruk terhadap sesuatu) yang padahal baik
Contoh : kita memaksa anak mematikank tv saat adzan magrib, padahal seringkali acara pada waktu itu sangat menarik bagi anak kita. Atau memaksa mematikan tv malam hari untuk belajar. Akibat secara psikis lama kelamaan munculnya associative Shifting pikiran buruk terhadap adzan atau terhadap belajar.  Awalnya anak menganggap adzan mengganggu, sholat magrib menyebalkan,  belajar membosankan dan manganggu kesenangan lama kelamaan bisa menganggap agama sebagai kekakuan, keterbelakangan dan belajar adalah penyiksaan.

Lalu bagaimana mengendalikan anak dari televisi ????
Mengendalikan anak dari televisi :
1.      Buat anak suka membaca
Cara paling ampuh beri contoh. Atau yang paling mudah sediakan waktu 15 menit sebelum tidur untuk membacakan buku sejak kecil, bahkan bayi, dengan buku bergambar dan lain-lain.
2.      Buatlah jam boleh menonton tv
Jika usia SD buatlah kesepakatan dengan anak walaupun tetap mempertimbangkan keamanan tayangannya, jika dibawah SD buatlah kebijakan. Setelah ada peraturan tersebut laksanakan dengan disiplin.  Paling aman bagi anak menurut ahli pendidikan seperti Abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhori, dalam seminggu anak menonton tv maksimal 2 jam.  
3.      Letakkan televisi ditempat tidak nyaman
Agar tidak nyaman berlama-lama maka  letakkan tv tanpa sofa didepannya, atau tampa kasur malas, misalnya  dibawah tangga, atau didekat meja yang sempit, atau diruang dengan banyak barang. Maka anak anda tidak akan berlama-lama di depan tv.
4.      Bantu anak membuat kegiatan mandiri saat anda sibuk
Contohnya: mewarnai mainanya, menggunting daun, bermain dengan teman-teman dilingkungan rumah, menempel, aksi mirip mama (menyapu, mengelap perabotan rumah), menyusun buku atau kardus susu dll. Selamat berkreasi.
5.      Sediakan Waktu bersama anak minimal 15 menit
Bukan sekedar disamping anak tetapi kita dan anak terlibat aktifitas yang sama dengan komunikasi yang terbangun ( saatnya anak bicara dan kita mendengarkan). Bermain sesuai keinginan anak saat itu. Hal ini akan membangun bounding  (kedekatan) orang tua dan anak.
Era modern dengan serbuan informasi, membuat kita harus bersiap membekali anak-anak kita dengan agama dan pengetahuan. Televisi hanya satu dari sekian banyak  media informasi, menjadi bahaya atau tidak bergantung pada sipemakai. Begitu juga dengan internet dan gadget yang lain. Bahaya Televisi bagi kecerdasan anak,satu dari sekian tulisan saya, yang merasa prihatin dengan pemahaman orang tua terhadap keberaan tv di rumah. Semoga bermanfaat dan menjadi bijak sebagai orang tua.

Disarikan dari buku:
Positive Parenting oleh: Mohammad fauzil Adhim
Sudahkah aku jadi orang tua Shaleh? Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhori

Tidak ada komentar: