Televisi merupakan benda tak asing bahkan
menjadi pokok keberadaannya di keluarga modern saat ini. Sebagian dari kita mungkin
sudah sering mengetahui akan dampak buruk atau bahaya televisi, dan dalam
kesempatan ini kita akan mengingat
kembali bahaya televisi bagi kecerdasan anak. Dimana kecerdasan adalah salahsatu modal
penting dimasa dewasa mereka untuk menyelesaikan masalah, merancang kehidupan
mereka (dibaca: anak-anak).
Ada satu
anggota keluarga tambahan dalam masyarakat modern yaitu televisi, hampir setiap
rumah saat ini memelihara si kotak hitam yang sering dihujat tapi juga dicintai
dengan beberapa alasan antaralain hiburan atau update informasi. Berikut adalah
beberapa dampak televisi bagi anak-anak kita :
A.
Dampak
kesehatan tubuh
1.
Pembuluh
darah mata memiliki tekanan tebih tinggi
Para ilmuwan
skotlandia meniliti anak dengan aktifitas menonton televisi dengan anak yang
beraktifitasfisi, ternyata pembuluh darah mata anak yang memonton tv lebih
tinggi tekanannya dibanding anak yang melakukan aktifitas fisik, walaupun hanya
berbanding 1 jam.
2.
Obesitas
Terlalu lama didepan televisi
mengakibatkan kurangnya gerak fisik sehingga
otot tidak aktif dalam waktu lama.
Otot-otot yang tidak aktif tidak terjadi
pembakaran lemak karena tidak ada energi yang dikeluarkan sehingga lemak akabn
menempel pada organ-organ tubuh mengakibatkan terganggunya metabolisme tubuh
dan kenaikan berat badan.
B.
Dampak
perkembangan otak
1.
Televisi
menjadikan otak pasif
Dengan televisi otak
tidak terlatih berpikir karena hanya menerima dan menerima, sehingga
melumpuhkan kemampuan berpikir kritis, menganalisa. Karena tidak ada proses
timbal balik dalam interaksi dengan televisi. Anak tentunya tidak dapat
bertanya atau berbagi. Jauh sekali kerja
otak saat menonton televise dibandingkan dengan anak yang bermain dengan teman sebaya . saat menonton hanya
indera penglihatan dan pendengaran yang bekerja. Jika bermain dengan teman
sebaya misalnya sepeda bersama atau main “masak-masakan” bagi anak perempuan
banyak indera yang digunakan pendengaran, penglihatan, sentuhan, penciuman. Stimulus di otak juga lebihbanyak,
anak –anak berbicara mengemukakan pendapat pada temannya, berdiskusi yang tidak
dapat dilakukan dengan televisi.
2.
Semakin
banyak menonton televisi semakin sedkit bergerak.
Padahal gerakan berfungsi menarik informasi-informasi
yang baru kedalam jaringan neuron otak
kita. Gerakan sangat vital bagi anak karena semua tindakan menunjukan dan
mengungkapkan pembelajaran dan pemahaman mereka.
C.
Dampak
perkembangan mental dan perilaku
1.
Attention
Deficit Disorder (ADD)
ADD
atau gangguan pemusatan perhatian/ konsentrasi dan sifat impulsive (betindak
reaktif tanpa dipikirkan), bahkan beberapa anak menunjukan sifat hiperaktif.
Penelitian d University of Washington Child Health Institute menemukan bahwa
anak pada usia 3thn yang menonton tv 2jam/hari, 20% beresiko mengalami ganguan
perhatian pada usia 7thn dibanding anak yang tidak menonton tv.
2.
Tumpulnya
kepekaan (Desensitisasi)
Hilangnya
rasa empati, munculnya perilaku kekerasan pada anak setelah menonton film-film perkelahian walaupun itu
berjenis cartoon. Anak adalah peniru
ulung baik yang dilihat maupun didengar melalui langsung mupun tak langsung
seperti televisi.
3.
Munculnya
associative Shifting (pikiran buruk
terhadap sesuatu) yang padahal baik
Contoh
: kita memaksa anak mematikank tv saat adzan magrib, padahal seringkali acara
pada waktu itu sangat menarik bagi anak kita. Atau memaksa mematikan tv malam
hari untuk belajar. Akibat secara psikis lama kelamaan munculnya associative Shifting pikiran buruk
terhadap adzan atau terhadap belajar. Awalnya anak menganggap adzan mengganggu,
sholat magrib menyebalkan, belajar
membosankan dan manganggu kesenangan lama kelamaan bisa menganggap agama
sebagai kekakuan, keterbelakangan dan belajar adalah penyiksaan.
Lalu
bagaimana mengendalikan anak dari televisi ????
Mengendalikan
anak dari televisi :
1.
Buat
anak suka membaca
Cara paling ampuh
beri contoh. Atau yang paling mudah sediakan waktu 15 menit sebelum tidur untuk
membacakan buku sejak kecil, bahkan bayi, dengan buku bergambar dan lain-lain.
2.
Buatlah
jam boleh menonton tv
Jika usia SD buatlah
kesepakatan dengan anak walaupun tetap mempertimbangkan keamanan tayangannya,
jika dibawah SD buatlah kebijakan. Setelah ada peraturan tersebut laksanakan
dengan disiplin. Paling aman bagi anak
menurut ahli pendidikan seperti Abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhori, dalam seminggu
anak menonton tv maksimal 2 jam.
3.
Letakkan
televisi ditempat tidak nyaman
Agar tidak nyaman
berlama-lama maka letakkan tv tanpa sofa
didepannya, atau tampa kasur malas, misalnya dibawah tangga, atau didekat meja yang sempit,
atau diruang dengan banyak barang. Maka anak anda tidak akan berlama-lama di
depan tv.
4.
Bantu
anak membuat kegiatan mandiri saat anda sibuk
Contohnya: mewarnai
mainanya, menggunting daun, bermain dengan teman-teman dilingkungan rumah,
menempel, aksi mirip mama (menyapu, mengelap perabotan rumah), menyusun buku
atau kardus susu dll. Selamat berkreasi.
5.
Sediakan
Waktu bersama anak minimal 15 menit
Bukan sekedar disamping anak
tetapi kita dan anak terlibat aktifitas yang sama dengan komunikasi yang
terbangun ( saatnya anak bicara dan kita mendengarkan). Bermain sesuai
keinginan anak saat itu. Hal ini akan membangun bounding (kedekatan) orang
tua dan anak.
Era
modern dengan serbuan informasi, membuat kita harus bersiap membekali anak-anak kita dengan agama dan
pengetahuan. Televisi hanya satu dari
sekian banyak media informasi, menjadi bahaya atau tidak bergantung pada
sipemakai. Begitu juga dengan internet dan gadget yang lain.
Bahaya Televisi bagi kecerdasan anak,satu
dari sekian tulisan saya, yang merasa prihatin dengan pemahaman orang tua
terhadap keberaan tv di rumah. Semoga bermanfaat dan menjadi bijak sebagai
orang tua.
Disarikan
dari buku:
Positive
Parenting oleh: Mohammad fauzil Adhim
Sudahkah
aku jadi orang tua Shaleh? Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhori
Tidak ada komentar:
Posting Komentar