Sebuah ungkapan “bukalah matamu lebar-lebar sebelum menikah
dan buka sedikit setelahnya. Selera
kita dalam menentukan calon pasangan hidup yang ideal
tentu berbeda-beda. Tujuan menikah dan kualitas pasangan hidup biasanya menjadi landasan dalam memilih pasangan hidup yang ideal. Jika anda siap menikah, buatlah kriteria dengan hati-hati
sebagai bagian dari perencanaan yang matang. Ketika saya menulis kriteria calon pasanga hidup ideal ini, harapanya dapat memberi gambaran akan skala
prioritas dalam menentukan kriteria.
Carilah pasangan hidup dengan yakin,seyakin mentari pagi
bersinar dari timur. Jangan kita memulai kehidupan berumahtangga dengan
keraguan yang nantinya mungkin akan disertai penyesalan karena tidak tepat
memilih pasangan hidup. Jika pernikahan anda gagal maka andalah yang paling
bertanggungjawab. Jangan melemparkan kesalahan pada orang lain karena anda
sendiri yang memilih pasangan hidup anda.
Agar tidak salah memilih, maka lanjutkan membaca tulisan ini….
1.
Taat pada agamanya
Jika dia muslim maka sosok laki-laki yang ‘sholih’ jika dia wanita maka dia
wanita yang ‘sholihah’. Saat seseorang menjadi pribadi yang taat dengan
agamanya maka dia akan mampu menempatkan dirinya pada posisi yang benar.
Mengerti betul apa hak dan kewajibanya dalam keluarga. Dalam islam laki-laki
adalah imam (pemimpin) bagi istri dan anak-anaknya yang berkewajiban memimipin,
melindungi, member nafkah lahir, batin dan nafkah seksual pada istrinya.
Begitupun sebaliknyaq peran wanita dalam keluarga adalah patner suami, yang
melengkapi suaminya mengarungi bahtera rumah tangga. Jika dia wanita sholihah
maka ia akan menjadi istri yang menghargai, menghormati dan mengetahui
keutamaan suami, tugas-tugas sebagai
istri , dan tanggungjawab kepada anak-anaknya sebagai seorang ibu. Dalam
berumah tangga tidak ada yang paling utama. Tidak ada yang merasa paling
penting semua menjadi indah jika saling melengkapi dan mengisi.
2.
Berkepribadian yang baik
Tentunya bukan mobil pribadi, rumah pribadi dan perusahaan pribadi,
kepribadian disini adalah perilaku atau akhlak yang baik. Perilaku baik tidak
hanya dilihat saat sedang bersama. Jika anda berpacaran maka ‘hati-hati’ perilaku baik dengan pacar seringkali hanya
kepura-puraan belaka. Saat anda memang benar-benar mencari belahan jiwa sejati,
cari taulah bagaimana akhlak calon suami/istri kepada orangtua dan keluarganya. Jika baik maka anda bisa tersenyum, karena
calon anda akan memperlakukan anda sebagai suami/istri dengan baik. Jika akhlak nya buruk kepada
keluarga apalagi kepada orangtuanya maka sebaiknya anda berpikir ulang karena
mungkin saja dia akan memperlakukan hal yang sama kepada anda.
Pada zaman sekarang tidak jarang yang mendapat pasangan dari facabook,
jika terjadi pada anda maka perhatikanlah update statusnya, komentar-komentarnya
dengan orang lain dan pertemanannya.
Sedikitnya dapat menambah informasi tetang kepribadianya dan akhlaknya.
Mengapa kepribadian menjadi penting setelah taat agamanya?
Karena dengan kepribadian kita berbicara, bersikap, berinteraksi dan
mengambil keputusan. Jika dalam rumahtangga tidak ada kemuliaan akhlak / budi
pekerti maka yang terjadi adalah pertengkaran, prasangka, curiga, cemburu
berlebihan. Maka tidak akan terciptqa rumah tangga yang sakina, mawadah wa
rahmah.
3.
Berasal dari keluarga yang baik (Keturunan)
Berasal dari keluarga yang baik bukanlah dalam konteks harta yang
berlimpah milik keluarganya, maka itu adalah hal yang semu. Tapi kembali pada
point 2 diatas, akhlalak atau kepribadian
keluarganya. Lihatlah karakter
keluarganya karena karakter terbentuk
dari dua unsur genetika dan lingkungan dan keseluruhanya ada di keluarga. Seorang
penulis ternama, Yusuf Qardawi menulis “seorang anak yang buruk nantinya akan
jadi baik ketika dia pernah mendapat pengasuhan dari ibu yang baik, tetapi ibu
yang buruk hanya akan melahirkan anak yang buruk.” Itu merupakan klausa umum.
Bagaimana ketika ada seorang gadis sholihah berkepribadian baik padahal
orangtuanya buruk, apakah bisa dijadikan istri? Maka prioritas kita adalah poin
1 dan 2. Jika ada gadis yang demikian maka tidak ada alasan untuk menolaknya.
4.
Penampilan yang menyenangkan
Kecantikan dan ketampanan itu relatif, menurut anda cantik belum tentu
bagi saya dan orang lain. Penampilan menyenangkan di dapat dengan murah senyum,
ramah, bersih dan rapi. Tapi ketika kecantikan dan ketampanan menjadi kriteria
utama dalam berhubungan tanpa
mempertimbangkan kriteria penting lainnya maka hunbungan itu pasti akan kandas
di jalan karena kecantikan dan ketampanan akan memudar seiring waktu termakan
usia.
Kisah yang dapat kita ambil hikmahnya tentang ketampanan dan kecantikan,
kisah dari China seorang suami bernama Jiang Feng menggugat istrinya 1,2 M karena berbohong akan kecantikannya. Sebelum
menikah ternyata istrinya melakukan operasi plastik sehingga wajahnya berubah
menjadi cantik. Saat melahirkan ternyata putrinya jelek tidak secantik ibunya akhirnya suaminya curiga
dan kemudian rahasia istrinya terbongkar bahwa kecantikanya tidaklah alami.
Kekesalan membuat sangsuami menceraikanya dan menggugat dipengadilan dialnsir
di .detk.com, jumat (08/11/2013). Kecantikan dan ketampanan hakikatnya dalah
gabungan cantik dan tampan tubuh, akal dan jiwa (akhlak).
5.
Berpendidkan dan Cerdas
Dalam huybungan pernikahan yang tujuanya adalah pernikahan yang harmonis
maka ilmu haruslah dimiliki. Seorang laki-laki calon pemimpin rumahtangganya
sangat di perlukan kecerdasan dan ilmu tentang kepemimpinan sehingga mampu mengambil kebijakan yang baik,
merancang visi misi rumahtangga, membimbing istri dan anak-anaknya. Wanita sebagai
calon istri pun harus cerdas dan berilmu karena multi perannya di dalam
rumahtangga, ia sebagai manager (mangatur keuangan, kegiatan, tata ruanga,dll),
sebagai dokter bagi keluarganya dan guru bagi anak-anaknya. Tanpa ilmu dan
kecerdasan yang mumpuni mustahil segalanya berjalan lancer. Rumah tangga adalah
sebuah organiasasi yang sepanjang hidup kita diami dan mengaturnya. Jika tanpa
ilmu dan persiapan yang matang maka laksana kapal yang terombang ambing
dilautan tanpa arah dan tujuan yang jelas.
6.
Sepadan (sekufu)
Pandanglah diri kita dalam-dalam (agama, kepribadian, penampilan,
keluarga dan pendidikan) maka begitulah nanti pasangan hidup anda, tidak akan
jauh berbeda karena selera itu sulit diubah dan selera itu tumbuh membersamai
kita sesuai keseharian.
Buanglah mimpi seperti melodrama korea atau kisah romantic cinderlela
dimana gadis miskin bertemu pangeran kaya atau misalnya gadis bodoh yang
periang bertemu pria tampan yang pintar dan berbakat. Kalaupun ada mungkin
10.000 : 1 dalam kehidupan nyata. Bangunlah dari mimpi dan perpantaslah diri
kita. Jika emang ingin pasangan hidup yang pintar dan cerdas maka pintarkan
diri kita dulu dengan banyak belajar pantang menyerah untuk melanjutkan study.
Jika ingin pasangan hidup yang sholeh dan sholihah, jadilah diri kita dulu yang
sholeh dan sholihah rajin mengerjakan amalan-amalan sunah ( tahajud, puasa
senin kamis, tilawah dll). Jika ingin memiliki pasangan hidup yang rapih dan bersih,
maka rajinlah mandi, rutin memeriksakan gigi ke dokter, rajin membersihkan
rumah, dll. Tuntutlah diri kita sampai pencapaian maksimal yang kita bisa maka
jodohmu takkan jauh dari selera mu.
Sepadan
atau sekufu itu perlu, agar pembicaraan bisa nyambung walau tidak harus
memiliki hoby yang sama tetapi minimal tingkat ekonomi, pendidikan dan mental. Memiliki
kesamaan pemikiran, selera, pemahaman dan cita-cita. Semua bisa diketahui dari
cara bicara, isi pembicaraan saat diskusi dan lingkungan keluarganya.
Memilih pasangan
hidup pastilah tidak sama dengan memilih mobil atau motor yang jika tidak cocok
bisa ditukar kembali di dealer. Tidak dengan suami/istri, jika salah memilih
maka tidak dapat dengan mudah dikembalikan ke orangtuanya kecuali setelah
perceraian. Jadi memilih pasangan hidup
haruslah dengan kriteria yang ideal
sesuai diri kita. Jika tidak resikonya sangat besar yaitu hidup anda akan
berubah menjadiu rangkaian kesengsaraan yang tak berakhir.
Selamat mencari pasangan
hidup yang ideal sesuai kriteria anda!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar