Rabu, 18 Maret 2015

Inilah 6 Kriteria Calon Pasangan Hidup Ideal



Sebuah ungkapan “bukalah matamu lebar-lebar sebelum menikah dan buka sedikit setelahnya.  Selera kita  dalam menentukan calon pasangan hidup yang ideal tentu berbeda-beda. Tujuan menikah dan kualitas pasangan hidup biasanya menjadi landasan dalam memilih pasangan hidup yang ideal. Jika anda siap menikah, buatlah kriteria  dengan hati-hati sebagai bagian dari perencanaan yang matang. Ketika saya menulis kriteria calon pasanga hidup ideal  ini, harapanya dapat memberi gambaran akan skala prioritas dalam menentukan kriteria.
Carilah pasangan hidup dengan yakin,seyakin mentari pagi bersinar dari timur. Jangan kita memulai kehidupan berumahtangga dengan keraguan yang nantinya mungkin akan disertai penyesalan karena tidak tepat memilih pasangan hidup. Jika pernikahan anda gagal maka andalah yang paling bertanggungjawab. Jangan melemparkan kesalahan pada orang lain karena anda sendiri yang memilih pasangan hidup anda.  Agar tidak salah memilih, maka lanjutkan membaca tulisan ini…. 
Apabila ingin mendapat pasangan hidup yang ideal, nyaman dihati, sejuk dimata dan ‘mak nyess’: yuk kita tengok kriterianya:
1.       Taat pada agamanya
Jika dia muslim maka sosok laki-laki yang ‘sholih’ jika dia wanita maka dia wanita yang ‘sholihah’. Saat seseorang menjadi pribadi yang taat dengan agamanya maka dia akan mampu menempatkan dirinya pada posisi yang benar. Mengerti betul apa hak dan kewajibanya dalam keluarga. Dalam islam laki-laki adalah imam (pemimpin) bagi istri dan anak-anaknya yang berkewajiban memimipin, melindungi, member nafkah lahir, batin dan nafkah seksual pada istrinya. Begitupun sebaliknyaq peran wanita dalam keluarga adalah patner suami, yang melengkapi suaminya mengarungi bahtera rumah tangga. Jika dia wanita sholihah maka ia akan menjadi istri yang menghargai, menghormati dan mengetahui keutamaan suami, tugas-tugas  sebagai istri , dan tanggungjawab kepada anak-anaknya sebagai seorang ibu. Dalam berumah tangga tidak ada yang paling utama. Tidak ada yang merasa paling penting semua menjadi indah jika saling melengkapi dan mengisi.

2.       Berkepribadian yang baik
Tentunya bukan mobil pribadi, rumah pribadi dan perusahaan pribadi, kepribadian disini adalah perilaku atau akhlak yang baik. Perilaku baik tidak hanya dilihat saat sedang bersama. Jika anda berpacaran maka ‘hati-hati’  perilaku baik dengan pacar seringkali hanya kepura-puraan belaka. Saat anda memang benar-benar mencari belahan jiwa sejati, cari taulah bagaimana akhlak calon suami/istri kepada orangtua dan keluarganya.  Jika baik maka anda bisa tersenyum, karena calon anda akan memperlakukan anda sebagai suami/istri  dengan baik. Jika akhlak nya buruk kepada keluarga apalagi kepada orangtuanya maka sebaiknya anda berpikir ulang karena mungkin saja dia akan memperlakukan hal yang sama kepada anda.
Pada zaman sekarang tidak jarang yang mendapat pasangan dari facabook, jika terjadi pada anda maka perhatikanlah update statusnya, komentar-komentarnya dengan orang lain dan  pertemanannya. Sedikitnya dapat menambah informasi tetang kepribadianya dan akhlaknya.
Mengapa kepribadian menjadi penting setelah taat agamanya?
Karena dengan kepribadian kita berbicara, bersikap, berinteraksi dan mengambil keputusan. Jika dalam rumahtangga tidak ada kemuliaan akhlak / budi pekerti maka yang terjadi adalah pertengkaran, prasangka, curiga, cemburu berlebihan. Maka tidak akan terciptqa rumah tangga yang sakina, mawadah wa rahmah.

3.       Berasal dari keluarga yang baik (Keturunan)
Berasal dari keluarga yang baik bukanlah dalam konteks harta yang berlimpah milik keluarganya, maka itu adalah hal yang semu. Tapi kembali pada point 2 diatas, akhlalak atau kepribadian  keluarganya.  Lihatlah karakter keluarganya  karena karakter terbentuk dari dua unsur genetika dan lingkungan dan keseluruhanya ada di keluarga. Seorang penulis ternama, Yusuf Qardawi menulis “seorang anak yang buruk nantinya akan jadi baik ketika dia pernah mendapat pengasuhan dari ibu yang baik, tetapi ibu yang buruk hanya akan melahirkan anak yang buruk.” Itu merupakan klausa umum. Bagaimana ketika ada seorang gadis sholihah berkepribadian baik padahal orangtuanya buruk, apakah bisa dijadikan istri? Maka prioritas kita adalah poin 1 dan 2. Jika ada gadis yang demikian maka tidak ada alasan untuk menolaknya.

4.       Penampilan yang menyenangkan
Kecantikan dan ketampanan itu relatif, menurut anda cantik belum tentu bagi saya dan orang lain. Penampilan menyenangkan di dapat dengan murah senyum, ramah, bersih dan rapi. Tapi ketika kecantikan dan ketampanan menjadi kriteria utama dalam berhubungan  tanpa mempertimbangkan kriteria penting lainnya maka hunbungan itu pasti akan kandas di jalan karena kecantikan dan ketampanan akan memudar seiring waktu termakan usia.
Kisah yang dapat kita ambil hikmahnya tentang ketampanan dan kecantikan, kisah dari China seorang suami bernama Jiang Feng menggugat istrinya 1,2 M  karena berbohong akan kecantikannya. Sebelum menikah ternyata istrinya melakukan operasi plastik sehingga wajahnya berubah menjadi cantik. Saat melahirkan ternyata putrinya jelek  tidak secantik ibunya akhirnya suaminya curiga dan kemudian rahasia istrinya terbongkar bahwa kecantikanya tidaklah alami. Kekesalan membuat sangsuami menceraikanya dan menggugat dipengadilan dialnsir di .detk.com, jumat (08/11/2013). Kecantikan dan ketampanan hakikatnya dalah gabungan cantik dan tampan tubuh, akal dan jiwa (akhlak).

5.       Berpendidkan dan Cerdas
Dalam huybungan pernikahan yang tujuanya adalah pernikahan yang harmonis maka ilmu haruslah dimiliki. Seorang laki-laki calon pemimpin rumahtangganya sangat di perlukan kecerdasan dan ilmu tentang kepemimpinan  sehingga mampu mengambil kebijakan yang baik, merancang visi misi rumahtangga, membimbing istri dan anak-anaknya. Wanita sebagai calon istri pun harus cerdas dan berilmu karena multi perannya di dalam rumahtangga, ia sebagai manager (mangatur keuangan, kegiatan, tata ruanga,dll), sebagai dokter bagi keluarganya dan guru bagi anak-anaknya. Tanpa ilmu dan kecerdasan yang mumpuni mustahil segalanya berjalan lancer. Rumah tangga adalah sebuah organiasasi yang sepanjang hidup kita diami dan mengaturnya. Jika tanpa ilmu dan persiapan yang matang maka laksana kapal yang terombang ambing dilautan tanpa arah dan tujuan yang jelas.

6.       Sepadan (sekufu)
Pandanglah diri kita dalam-dalam (agama, kepribadian, penampilan, keluarga dan pendidikan) maka begitulah nanti pasangan hidup anda, tidak akan jauh berbeda karena selera itu sulit diubah dan selera itu tumbuh membersamai kita sesuai keseharian.  
Buanglah mimpi seperti melodrama korea atau kisah romantic cinderlela dimana gadis miskin bertemu pangeran kaya atau misalnya gadis bodoh yang periang bertemu pria tampan yang pintar dan berbakat. Kalaupun ada mungkin 10.000 : 1 dalam kehidupan nyata. Bangunlah dari mimpi dan perpantaslah diri kita. Jika emang ingin pasangan hidup yang pintar dan cerdas maka pintarkan diri kita dulu dengan banyak belajar pantang menyerah untuk melanjutkan study. Jika ingin pasangan hidup yang sholeh dan sholihah, jadilah diri kita dulu yang sholeh dan sholihah rajin mengerjakan amalan-amalan sunah ( tahajud, puasa senin kamis, tilawah dll). Jika ingin  memiliki pasangan hidup yang rapih dan bersih, maka rajinlah mandi, rutin memeriksakan gigi ke dokter, rajin membersihkan rumah, dll. Tuntutlah diri kita sampai pencapaian maksimal yang kita bisa maka jodohmu takkan jauh dari selera mu.
Sepadan atau sekufu itu perlu, agar pembicaraan bisa nyambung walau tidak harus memiliki hoby yang sama tetapi minimal tingkat ekonomi, pendidikan dan mental. Memiliki kesamaan pemikiran, selera, pemahaman dan cita-cita. Semua bisa diketahui dari cara bicara, isi pembicaraan saat diskusi dan lingkungan keluarganya.
Memilih  pasangan hidup pastilah tidak sama dengan memilih mobil atau motor yang jika tidak cocok bisa ditukar kembali di dealer. Tidak dengan suami/istri, jika salah memilih maka tidak dapat dengan mudah dikembalikan ke orangtuanya kecuali setelah perceraian. Jadi memilih pasangan hidup haruslah dengan kriteria  yang ideal sesuai diri kita. Jika tidak resikonya sangat besar yaitu hidup anda akan berubah menjadiu rangkaian kesengsaraan yang tak berakhir.
Selamat mencari pasangan hidup yang ideal sesuai kriteria anda!

Tidak ada komentar: