A. Manfaat bagi perkembangan otak anak
Sejak
bayi lahir, jaringan hubungan antar sel-sel otak akan dibentuk dengan cepat
sekali,dan pada usia anak mencapai 3 tahun, otak anak anda akan membuat
kira-kira 1000 TRILYUN hubungan, dimana jumlah ini adalah
2 KALI LIPAT dari jumlah hubungan jaringan otak pada orang dewasa. Hubungan otak yang densitas/kerapatannya sangat tinggi ini akan tetap dipertahankan sampai dengan umur 10 tahun. Jadi kerja otak anak kita sekarang lebih hebat dari otak kita sekarang.
2 KALI LIPAT dari jumlah hubungan jaringan otak pada orang dewasa. Hubungan otak yang densitas/kerapatannya sangat tinggi ini akan tetap dipertahankan sampai dengan umur 10 tahun. Jadi kerja otak anak kita sekarang lebih hebat dari otak kita sekarang.
Mendongeng adalah stimulasi
yang baik untuk :
1. Meningkatkan
keterampilan bicara anak.
2. Mengembangkan
kemampuan mendengar, berbahasa anak, dengan mendengarkan struktur kalimat
3. Meningkatkan
minat baca.
4. Mengembangkan
keterampilan berpikir.
5. Merangsang
imajinasi dan kreativitas.
6. Memperkenalkan
ide-ide baru.
Seluruh
aktifitas tersebut terjadi di otak, sebagai STIMULASI yang anda berikan kepada anak
yang akan menentukan banyaknya jaringan dan kekuatan jaringan tersebut,
tentunya menentukan kecerdasannya.
B. Manfaat bagi perkembangan Emosional Question (Kecerdasan Emosi)
Kini arah pendidikan tidak lagi mementingkan kecerdasan
otak kiri (IQ), yang lazim disebut headstart. Anggapan bahwa
keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh kemampuannya membaca dan berhitung
pada usia dini, tidak benar." Demikian penegasan Ratna Megawangi, Ph.D.,
direktur eksekutif Institut Pengembangan Pendidikan Holistik Indonesia Heritage
Foundation. justru kematangan emosi yang terbentuk pada usia prasekolah dan
bukan kemampuan membaca dan berhitung- yang menentukan kesuksesan anak.
Contohnya, ketertarikan anak terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya,
mempunyai rasa percaya diri, mengetahui cara dan kapan anak meminta bantuan
dari guru atau orangorang dewasa lainnya, kesabaran menunggu, mematuhi
instruksi, dan mampu bekerja sama dalam kelompok.
Dari data US Department Health and Human Services tahun 2000 terungkap bahwa sukses seseorang di kemudian hari ternyata justru lebih banyak (80%) ditentukan oleh kecerdasan emosi, sedangkan sisanya (20%) oleh kecerdasan koginitif'(IQ). Dari ke-13 faktor penunjang keberhasilan diusia dewasa saat memasuki dunia kerja , 10 di antaranya adalah kualitas karakter seseorang dan hanya 3 yang berkaitan dengan faktor kecerdasan(IQ).Ke-13 faktor tersebut adalah (1 ) jujur dan dapat diandalkan, (2) bisa dipercaya dan tepat waktu, (3) bisa menyesuaikan diri dengan orang lain, (4) bisa bekerja sama derigan atasan, (5) bisa menerima dan menjalankan kewajiban, (6) mempunyai motivasi kuat untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas diri, (7) berpikir bahwa dirinya berharga, (8) bisa berkomunikasi dan mendengarkan secara efektif, (9) bisa bekerja mandiri dengan kontrol terbatas, (10) dapat menyelesaikan masalah pribadi dan profesinya. Tiga yang terakhir yang berkaitan dengan IQ, adalah (1 1 ) mempunyai kemampuan dasar (kecerdasan), (12) bisa membaca dengan pemahaman memadai, (13) mengerti dasar-dasar matematika (berhitung).
Jadi, sebagian besar kunci sukses menurut hasil penelitian mutakhir sesungguhnya lebih banyak ditentukan oleh pemberdayaan otak kanan (kecerdasan emosi) daripada otak kiri (kecerdasan intelektual).
Apakah yang dapat dilakukan orang tua untuk
meningkatkan kecerdasan emosi pada anak????
Langkah
pertama mengajarkan kecerdasan emosi adalah mengenalkan berbagai jenis emosi kepada
anak. Bagaimana caranya?
Tips
sederhana dalam mengajarkan kecerdasan emosi dapat dilakukan saat membaca
dongeng. Misalnya ketika ada tokoh yang sedang sedih karena kehilangan sesuatu
(di dalam cerita), maka kita berkomentar, “Aduh, kasihan sekali si anu, pasti
dia sangat sedih karena kehilangan sepatunya ..”Orang tua perlu berkali-kali
menyebutkan situasi emosi para tokoh dalam cerita tersebut. Selain
memperkenalkan berbagai jenis emosi, pada saat yang sama anak juga belajar
hal-hal yang menyebabkan munculnya emosi tersebut, misalnya perasaan sedih
salah satu tokoh cerita karena ditipu atau dihina tokoh yang lain. Orang tua
juga dapat pula memberikan penilaian moril atas situasi tersebut, misalnya
menghina adalah suatu perbuatan buruk dan jahat, sehingga anak menjadi tahu
nilai moril dari suatu perilaku. Dalam hal ini secara langsung kita juga telah
mengembangkan kecerdasan spiritual anak (kecerdasan dalam mengenali dan
mengelola nilai-nilai).
Manfaat mendongeng dalam meningkatkan kecerdasan emosi adalah:
- Meningkatkan keterampilan problem solving.
- Mengembangkan emosi.
- Memperkenalkan nilai-nilai moral.
- Mengalami budaya lain.
- Relaksasi.
- Mempererat ikatan emosi dengan orang tua.
Apabila anak sedari dini usia telah
sering dilatih untuk peka dalam mengenali emosi, maka semakin dewasa akan
semakin mudah mengenali emosi, dan akhirnya dapat menyesuaikan sikapnya dengan
situasi emosi yang ada.
6 Langkah Mudah Mendongeng Bagi Pemula
Dongeng adalah hasil dari proses
imajinasi yang disampaikan secara lisan, sarat improvisasi dan bumbu cerita di
sana-sini. Siapa pun Anda, pasti bisa mendongeng!
- Ambil cerita yang Anda sukai karena anak menangkap antusiasme Anda, dan dia belajar menyukai cerita itu. Cerita bisa Anda peroleh dari buku anak dan cerita kegiatan sehari-hari, hobi, para sahabat, para nabi dan Rosul atau tokoh-tokoh terkenal dll
- Sering kontak mata meski Anda membacakan buku, agar anak tetap fokus pada Anda.
- Kurangi gangguan, cari tempat tenang:
- Matikan TV, komputer, CD player dan jangan sambil mengerjakan hal-hal lain.
- Waktu dan tempat yang tenang membantu anak memahami isi cerita.
- Menjelang tidur malam adalah saat tepat untuk mendongeng, karena fisik dan pikiran anak dalam keadaan tenang.
- Bicara wajar, tak perlu banyak tingkah atau gaya agar anak tetap fokus pada cerita, bukan pada gerakan Anda. Gerak tubuh dan ekspresi wajah, suara yang diubah-ubah tidak perlu sempurna karena elemen terpenting dalam cerita yang bagus adalah diri anda.
- Tingkatkan partisipasi anak, dengan menjadikannya bagian dalam cerita Anda. Anda dapat lakukan dengan bertanya “kemana tadi si dodo?” untuk mengetahui seberapa paham anak tentang isi cerita. Dengan seperti itu Anak lebih banyak belajar dan lebih baik mengingat cerita. Dorong anak untuk mengekspresikan dengan bahasa tubuh dan wajah. Ini membuat anak menikmati setiap kalimat, deskripsi dan karakter dalam cerita atau memnceritakan kembali dengan bahasanya sendiri.
- Jika anda masih ragu-ragu maka mulailah dengan kalimat “Pada suatu hari….”
Sudah siap
mendongeng? Anda pasti bisa!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar